Kota Bandung merupakan salah satu pusat pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia, dengan keragaman usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung dinamika ekonomi masyarakat. Namun, di balik geliat tersebut masih terdapat kelompok warga yang belum sepenuhnya menikmati kesempatan ekonomi yang merata. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung, pada Maret 2024 terdapat sekitar 3,87% penduduk Kota Bandung yang hidup dalam kondisi miskin, atau setara dengan ±101.100 orang. Angka ini menunjukkan perlunya upaya berkelanjutan untuk memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat rentan.
Salah satu tantangan yang sering dihadapi oleh pelaku UMKM, khususnya yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah, adalah keterbatasan sarana usaha. Banyak pelaku usaha mikro yang memiliki keterampilan dan kemauan, tetapi belum memiliki modal usaha maupun fasilitas penunjang seperti gerobak usaha yang layak. Tanpa dukungan tersebut, potensi usaha sulit berkembang dan peluang peningkatan pendapatan menjadi terhambat.
Program Gerobak UKM hadir sebagai langkah konkret untuk memberikan sarana usaha yang memadai bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Kota Bandung. Program ini tidak hanya menyediakan fasilitas fisik berupa gerobak usaha, tetapi juga diikuti dengan pendampingan sederhana untuk memastikan penerima manfaat dapat menjalankan usahanya secara produktif dan berkelanjutan. Dengan dukungan yang tepat, pelaku UMKM sasaran berpeluang meningkatkan taraf ekonomi keluarga, memperluas jaringan usaha, dan berkontribusi dalam menggerakkan perekonomian lokal.
Kolaborasi dengan mitra adalah salah satu kunci keberhasilan program, saat bersilatuahim dengan pimpinan PT Jamkrida Jabar Bapak Mugi Selaku salah satu pimpinan direksi menyambut baik program bantuan Gerobak UKM tersebut, semoga kolaborasi lembaga BIB dan PT Jamkrida membawa keberhan dan kemanfaatan untuk masyarakat luas di Kota Bandung dan Jawa Barat.
